Senin, 09 Maret 2009

rumah hemat

RUMAH HEMAT….
Pada awalnya kami mendengar bahwa teman kami sedang merencanakan membangun sebuah rumah. Rumah ini merupakan sebuah rumah baru yg nantinya akan menjadi pondasi awal dalam kehidupan berumahtangga mereka ( karena mereka adalah pasangan baru ).
Lahan dan dana sudah tersedia. Lokasi lahan tsb berada dlm sebuah kompleks perumahan di sekitar Bintaro yang relatif cukup mudah akses pencapaiannya baik dari jalur tol,pertokoan,bahkan mall maupun rumah sakit.
Rencana rumah ini, saat kami diskusikan bersama dari pihak pemilik dan pelaksana lebih mementingkan segi fungsi dan segi ekonomi. Fungsi,karena mereka lebih mementingkan semua ruang dpt digunakan secara optimal sedang sisi ekonomi, mereka berharap bias menekan biaya bangunan, mengingat dana yang tersedia hanya cukup untuk biaya pelaksanaan.

Langkah selanjutnya adalah menekan luasan rumah yang sesuai budget dengan bermain barang “bekas” sebagai andalan. Bekas dalam arti “saling silang” dan saling sumbang. Beberapa material memang dibantu dari pihak kerabat juga pihak pelaksana dengan memberikan material bekas bongkaran rumah lain. Mungkin cara ini pernah di pakai oleh arsitek Eko prawoto.
Mencoba untuk menerapkan semangat yang sama dengan yang pernah dilakukan beliau namun konteksnya di sini adalah beda daerah. Dimana , kota Jakarta dan sekitarnya mungkin akan “asing” dengan membangun rumah baru dengan marterial bekas. Tolak ukur baru untuk rumah di Jakarta dan sekitar merupakan segala yang serba baru. Sedang untuk rumah ini, kami percaya tentunya semangat yang sama dapat diterapkan tanpa mengurangi hakikat rumah secara fungsi dan tetap bentuk rumah terjaga tanpa harus dengan material mahal.

Guna mengurangi banyak semen yang terpakai maka rumah bagian dalam saja yang diplester aci, sedangkan bagian luar dibiarkan telanjang secara natural, layaknya rumah di Bali pada umumnya. Genteng yang terpakai pun tidak semuanya memakai baru bahkan ada ide guna memperingan dana digunakan atap asbes gelombang yang kemudian di cat sebagai finishingnya.
Jendela, pintu dan kusen sedang dipikirkan tdk memakai kusen layaknya rumah biasa. Fokus finishing lebih mengandalkan pivot engsel sebagai cara menghemat kusen. Sedang daun jendela dan pintu diupayakan memakai bekas dan kayu bekas.
Untuk pencahayaan siang hari dibukalah beberapa dinding dengan memasukkan sinar yang cukup banyak serta pencahayaan buatan yang di pasang di atas pintu dan jendela secara up/ down lighting. Dengan demikian tdk digunakan lampu downlight dan plafon dapat diekspos.

Akhir kata, semoga dapat ditularkan kepada tetangga dan pihak-pihak lain yang berencana untuk membangun rumah. Bagaimana dengan peran arsitek sebagai perencana? Justru kami sedang mengkaji layakkah apabila rumah ini bersanding dengan rumah lain yang ada didalam komplek perumahan?
Layakkah arsitek menyumbangkan pikiran dan tenaga pada jenis proyek seperti ini?
Masih dalam perenungan yang panjang, setidaknya inilah sumbang bakti kami utk masyarakat,,semoga,,

Bintaro, maret 2009

nb: terima kasih buat budi sulityo wibowo dari yogya,nice render,,well done bro..





2 komentar:

Ratih Juhara mengatakan...

wow ide yang menarik mengenai pembuatan rumah secara hemat, dengan menggunakan bahan bahan daur ulang

[ BINSTUDIO ] mengatakan...

ismail hidayat:
silahkan pak,,asal ada link ke saya binstudio.blogspot.com juga,

ratih juhara:
terima kasih,,btw namanya kok inget arsitek yg saya kenal...:D